Beberapa Contoh Manajemen Keuangan Untuk Bisnis UMKM

Manajemen Keuangan Bisnis UMKM

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peran penting dalam perekonomian Indonesia. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, lebih dari 60% PDB Indonesia berasal dari Sektor UMKM. Namun, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh pelaku UMKM adalah manajemen keuangan yang kurang terstruktur.

Sering kali UMKM tumbuh berdasarkan semangat wirausaha, tetapi tidak didukung oleh sistem pengelolaan keuangan yang baik. Akibatnya, meskipun usaha berjalan, keuntungan tidak terasa, arus kas tidak jelas, dan usaha sulit berkembang. Oleh karena itu, penting bagi pelaku UMKM untuk mulai memahami dan menerapkan manajemen keuangan secara sederhana tapi efektif.

Berikut adalah beberapa contoh manajemen keuangan untuk bisnis UMKM yang bisa langsung diterapkan.


Manajemen Keuangan Bisnis UMKM

1. Pemisahan Keuangan Pribadi dan Bisnis

Ini adalah langkah pertama dan paling krusial. Banyak pelaku UMKM mencampuradukkan uang pribadi dengan uang usaha. Akibatnya, sulit mengetahui apakah bisnis benar-benar untung atau rugi.

Cara Praktis:

  • Membuka rekening bank terpisah khusus untuk bisnis.
  • Mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran bisnis tanpa menggabungkannya dengan transaksi pribadi.
  • Menetapkan gaji untuk diri sendiri sebagai pemilik usaha, sehingga pengeluaran pribadi tetap terkontrol.

2. Membuat Anggaran (Budgeting)

Anggaran adalah alat untuk merencanakan keuangan bisnis secara terukur. Dengan budgeting, pelaku UMKM dapat memperkirakan biaya produksi, operasional, promosi, hingga potensi keuntungan.

Komponen yang perlu dianggarkan:

  • Biaya Tetap: sewa tempat, gaji karyawan, listrik, internet.
  • Biaya Variabel: bahan baku, ongkos kirim, biaya promosi.
  • Target Pendapatan: berdasarkan penjualan bulanan atau tahunan.

Contoh:

Sebuah warung kopi UMKM membuat anggaran bulanan:

  • Biaya tetap: Rp5.000.000
  • Biaya variabel (bahan baku dan lainnya): Rp3.000.000
  • Target pendapatan: Rp15.000.000
    Maka, warung kopi harus menjual minimal Rp15 juta untuk menutup semua biaya dan mendapatkan laba.

3. Mencatat Transaksi Harian

Manajemen keuangan dimulai dari kebiasaan kecil, seperti mencatat transaksi secara rutin. Catatan transaksi membantu pemilik usaha memahami alur keluar-masuk uang dan mendeteksi potensi kebocoran keuangan.

Cara Sederhana:

  • Gunakan buku tulis, Excel, atau aplikasi keuangan seperti BukuWarung, Catatan Keuangan, atau Akuntansi UKM.
  • Pisahkan catatan untuk:
    • Penjualan harian
    • Pengeluaran operasional
    • Pembelian bahan
    • Utang/piutang

Contoh catatan harian sederhana:

Tanggal Keterangan Pemasukan Pengeluaran
1 Juli Penjualan harian Rp500.000
1 Juli Beli bahan baku Rp200.000
2 Juli Bayar listrik Rp150.000

4. Menentukan Harga Jual dengan Tepat

Menentukan harga jual bukan sekadar “ikut-ikutan harga pasar”, tapi harus didasarkan pada perhitungan biaya dan keuntungan.

Rumus dasar harga jual:

Harga Jual = (Biaya Produksi + Biaya Operasional) + Keuntungan

Contoh:

  • Biaya produksi 1 produk: Rp10.000
  • Biaya operasional per produk: Rp2.000
  • Keuntungan yang diinginkan: 30%

Maka, harga jual = Rp12.000 + (30% x Rp12.000) = Rp15.600 (dibulatkan Rp16.000)


5. Mengelola Arus Kas (Cash Flow Management)

Arus kas adalah jantung keuangan bisnis. Meski bisnis tampak untung di atas kertas, jika arus kas bermasalah (misalnya banyak piutang atau pengeluaran melebihi pemasukan), bisnis tetap bisa kolaps.

Langkah-langkah:

  • Catat semua pemasukan dan pengeluaran secara harian
  • Pastikan ada saldo kas minimum di rekening untuk biaya operasional setidaknya 1 bulan ke depan
  • Buat laporan arus kas bulanan untuk melihat selisih antara pemasukan dan pengeluaran

6. Mengelola Utang dan Piutang Secara Bijak

Utang bukan hal yang salah, asalkan dikelola dengan benar. Demikian pula dengan piutang (utang pelanggan), harus diatur agar tidak mengganggu cash flow.

Tips Manajemen Utang:

  • Ambil utang hanya untuk modal produktif, bukan konsumtif.
  • Pilih utang dengan bunga rendah, misalnya dari KUR (Kredit Usaha Rakyat).
  • Tetapkan jangka waktu pembayaran yang realistis.

Tips Manajemen Piutang:

  • Tetapkan batas jatuh tempo untuk pembayaran pelanggan (misalnya 14 hari).
  • Gunakan invoice atau kwitansi resmi agar profesional.
  • Ingatkan pelanggan secara sopan jika melewati batas pembayaran.

7. Menyusun Laporan Keuangan Bulanan

Setiap akhir bulan, pelaku UMKM sebaiknya menyusun laporan keuangan dasar yang mencakup:

  • Laporan Laba Rugi: menunjukkan untung/rugi usaha
  • Laporan Arus Kas: menunjukkan aliran uang masuk dan keluar
  • Neraca Sederhana: menunjukkan posisi aset, kewajiban, dan modal

Contoh Laporan Laba Rugi:

Keterangan Jumlah
Pendapatan Rp20.000.000
HPP (bahan & tenaga kerja) Rp8.000.000
Biaya Operasional Rp5.000.000
Laba Bersih Rp7.000.000

Dengan laporan ini, UMKM bisa mengevaluasi strategi ke depan.


Baca Juga : Peran Dan Pengendalian Pengawasan Keuangan Pada Bisnis Kecil

8. Menyisihkan Keuntungan untuk Pengembangan Usaha

Banyak pelaku UMKM langsung menghabiskan seluruh keuntungan untuk kebutuhan pribadi atau konsumsi, sehingga usaha sulit berkembang. Idealnya, setiap keuntungan disisihkan menjadi beberapa pos:

  • Dana Pengembangan Usaha (misalnya untuk beli mesin baru)
  • Dana Darurat (minimal 10% dari laba)
  • Dana Pribadi/Gaji Pemilik (sebagai kompensasi)

9. Gunakan Teknologi Keuangan (Fintech dan Aplikasi Keuangan)

Di era digital, pelaku UMKM sebaiknya memanfaatkan aplikasi dan platform yang mendukung manajemen keuangan:

  • Aplikasi Pembukuan: BukuWarung, Moka POS, Jurnal.id
  • Aplikasi Pembayaran Digital: QRIS, OVO, DANA
  • Layanan Pinjaman Digital Resmi: KUR BRI, Amartha, KoinWorks

Pemanfaatan teknologi membantu meningkatkan efisiensi, transparansi, dan profesionalisme usaha.


Kesimpulan: Manajemen Keuangan adalah Kunci Keberlanjutan UMKM

Manajemen keuangan bukan hanya tentang angka dan catatan, tapi merupakan fondasi dari kelangsungan dan pertumbuhan usaha. Tanpa manajemen keuangan yang baik, bisnis UMKM rentan gagal meski memiliki produk yang bagus.

Dengan melakukan pemisahan keuangan, pencatatan harian, pengelolaan arus kas, hingga penyusunan laporan bulanan, pelaku UMKM akan memiliki kontrol penuh atas keuangan bisnis dan mampu mengambil keputusan strategis yang tepat.

Jika Anda seorang pelaku UMKM, tidak perlu menunggu besar untuk mulai tertib keuangan. Mulailah dari langkah kecil hari ini, dan Anda akan menuai hasil besar di masa depan.

Please follow and like us:
Pin Share
RSS
Follow by Email